Tradisi Tunuha di Muna
Sulawesi Tenggara memiliki ragam budaya tradisi di
masyarakatnya. Salah satunya tradisi bakar singkong di dalam tanah yang disebut
Tunuha. Tradisi masyarakat Kabupaten Muna ini dilakuan sebagai ucapan rasa
syukur pada sang pencipta atas hasil panen yang melimpah.
Sejak pagi, kaum lelaki telah mempersiapkan sebuah lubang di tanah yang cukup lapang. Lubang seluas lima meter persegi dipersiapkan untuk mengubur singkong sebelum pembakaran dilakukan.
Sementara kaum
perempuan menyiapkan bahan-bahan seperti gula merah, bambu, daun jati, tali pengikat, kayu bakar hingga bongkahan
batu. Tak terkecuali singkong yang menjadi bahan utamanya.
Bahan seperti bambu
digunakan sebagai pembungkus singkong. Sedang daun jati dan tali pengikat untuk
penyumbat dan mengikat bambu. Nah, kayu bakar untuk digunakan untuk membakar batu
yang akan mematangkan singkong dalam tanah.
Sebelum disimpan
dalam bambu, singkong terlebih dahulu dibersihkan, lalu ditumbuk hingga halus. Singkong yang telah halus
tersebut kemudian dicampur gula merah, lalu dimasukkan kedalam potongan bambu yang
telah disiapkan.
Sepintas, pembuatan singkong bambu ini terlihat mirip dengan proses pembuatan lemang atau nasi bambu. Hanya bahan dasarnya yang berbeda. Makanan lemang sendiri menggunakan ketan sebagai bahan dasar. Setelah seluruh potongan bambu terisi, kaum pria lalu menutup bagian atas bambu dengan menggunakan daun pisang dan daun jati. Gunanya agar saat mendidih singkong tidak tumpah dari bambu. Uniknya, setiap rumah di kampung wajib membuat lemang singkong.
Sepintas, pembuatan singkong bambu ini terlihat mirip dengan proses pembuatan lemang atau nasi bambu. Hanya bahan dasarnya yang berbeda. Makanan lemang sendiri menggunakan ketan sebagai bahan dasar. Setelah seluruh potongan bambu terisi, kaum pria lalu menutup bagian atas bambu dengan menggunakan daun pisang dan daun jati. Gunanya agar saat mendidih singkong tidak tumpah dari bambu. Uniknya, setiap rumah di kampung wajib membuat lemang singkong.
Setelah seluruh
bahan siap, seluruh warga kemudian berkumpul di lapangan dekat lubang
besar yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tradisi tunuha pun dimulai. Dengan
beramai-ramai warga berebut menurunkan satu persatu bambu singkong ke dalam
lubang dan kemudian ditimbun tanah. Di atas tanah warga menimbunnya lagi dengan
batu yang telah menjadi bara. Warga juga menututup seluruh permukaan lubang
dengan dedaunan agar panas bara api
tidak cepat hilang.
Lasiana seorang pemuka
adat muna mengungkapkan, proses pembakaran inilah yang disebut oleh masyarakat
suku muna sebagai tradisi tunuha.”Tradisi ini sebagai ungkapan rasa
syukur kepada sang pencipta dan memohon rezeki agar usaha taninya diberi hasil
yang melimpah serta dijauhkan dari bala,”jelasnya.
Tradisi
tunuha dilanjutkan melakukan tarian modero, dimana kaum laki-laki dan perempuan membentuk
lingkaran mengelilingi lubang tunuha sambil melakukan balas pantun yang diringi
irama dan gerakan badan yang saling berpegangan antara satu sama lain. Balas
pantun ini juga dimaknai sebagai ajang untuk saling memperlihatkan tingkah laku
yang beretika dan saling menghargai, utamanya antara kaum laki- laki dan
perempuian.
Comments
Post a Comment