Ruruhi Undercover - Part 4

Pijar kembang api menerangi langit malam pergantian tahun 2017 di Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe  Selatan. Dentum petasan tak putus menggelar pertanda dimulainya seremoni ulang tahun daerah konawe selatan yang measuki usia 16 tahun. Sebenarnya milad Konawe Selatan dirayakan pada setiap bulan Mei setiap tahunnya, tapi kali ini dirayakan di akhir tahun.  Meski begitu, tak menyurutkan semangat ribuan warga datang merayakannya.  Ribuan warga tumpah ruah, mereka bertepuk tangan dan hanyut dalam kegembiraan lautan kilatan warna-warna kembang api.  Kemeriahaan dan kemegahan acara memang sengaja dirancang, maklum Kabupaten Konsel hari itu tengah merayakan 17 tahun kelahirannya, sejak mekar dari kabupaten induk Kabupaten Konawe tahun 2003 silam.

Kemeriahan milad Konsel yang dihadiri seluruh jajaran muspida se Konawe Selatan itu seolah memberi kesan kuat persatuan masyarakat dan pemerintah dalan mengawal perjalanan pembangunan di Bumi Laiwoi. Meski sempat diguyur gerimis, namun tak menyurutkan semangat masyarakat hadir menyambut perayaan yang berlangsung di alun-alun utama desa namu.

Dari atas panggung yang dirias ala kadarnya itu, Bupati Konawe Selatan, H.Surunuddin, ST, MT tampil bersama jajaran muspida Konsel. Didampingi Wakil Bupati DR.H Arsalim , Sekda  Konsel, dan Ketua DPRD Konsel Irham Kalenggo, Surunuddin menabuh gong berwarna keemasan pertanda dimulainya perhelatan pesta rakyat. Surunuddin nampak terharu, melihat antusias ribuan rakyatnya memadati sekitar panggung acara. Di malam bersejarah itu, pria kelahiran Kendari, 62 tahun silam, membuka dengan resmi kegiatan HUT Konawe Selatan, daerah yang telah dipimpinnya selama 3 tahun. 

Layaknya sebuah kemeriahan, sajian hiburan pun dikemas apik. Surunuddin tampil elegan. Ia didaulat menyumbangkan lagu untuk menghibur rakyat malam itu. “Saya tidak mau bernyanyi sendiri, saya mengundang  seluruh kepala SKPD untuk ikut bernyanyi bersama,”katanya sambil melempar senyum. “Ini bukti harmonisasi seluruh jajaran daerah,”ucapnya.

Sebelumnya, Bupati Surunuddin sempat menyampaikan pidato. Ia mengatakan Kabupaten Konsel tepat berusia 16 tahun, ibarat manusia Konsel kini tengah beranjak remaja, karena itu pula pembenahan wajah Konsel di segala lini terus dilakukan. Di usiannya yang  masih cukup muda itu, Konsel telah mampu mensejajarkan diri dengan daerah lain di bumi anoa, tentu saja dengan memberikan kontribusi riil pembangunan daerah Sulawesi Tenggara.

Dengan misi kabupaten minapolitan serta tagline berbasis pedesaan (Desa Maju Konsel Hebat) akan menjadikan kabupaten yang otonom dan mengarah pada peningkatan kesejahteraaan masyarakat. Untuk kemeriahan berbagai kebanggan yang telah diraih konsel tersebut dibuat kegiatan semeriah mungkin. “Ini momen bagi kita semua dengan harapan agar pembangunan terus digenjot akan menjadikan konawe semakin maju,”katanya.

Konsel yang telah sukses berotonom dengan visi kabupaten Desa Maju Konsel Hebat akan menjadi salah satu kabupaten sebagai kekuatan ekonomi  di Sultra. Itu dilihat dari banyaknya potensi-potensi yang telah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, dimana tersedianya lapangan kerja, hidup rakyat berkecukupan serta menggali potensi sumber daya alam yang melimpah jumlahnya yang pada gilirannya dapat membawa konawe selatan bersaing dengan daerah pemekaran lain. Bahkan diprediksi lompatan pembangunan Konsel yang pesat telah melebihi daerah lain di bumi anoa. Momen milad Konsel yang berbarengan dengan hari pendidikan nasional semakin mengokohkan konsel membenahi segala hal termasuk peningkatan  sumber daya manusia yang tangguh dan berantanggung jawab pada pembangunan daerah konsel. 

Ulang tahun di tahun itu tanpa dibarengi acara pameran pembangunan yang  selama ini  berlangsung di ibu kota Andoolo. Biasanya, seluruh instansi SKPD, pemeritah kecamatan hingga pemerintah desa turut ambil bagian memamerkan aneka produk hingga hasil kerja selama sepuluh tahun terakhir bertajuk konsel expo.  

Pindahnya HUT Konsel di Desa Wisata Namu merupakan terobosan revolusioner dari seorang bupati sekelas Surunuddin. Pasalnya selama ini HUT Konsel selalu diselenggarakan di ibukota kabupaten di Andoolo. Ini juga sebagai penanda jika Surunuddin benar-benar serius merealisasikan visi misi daerah Konsel yang berbasis penguatan pembangunan di pedesaan. Sekaligus meresmikan langsung Desa Namu sebagai desa wisata pertama di daerah ini.  Peresmian Desa Wisata ini sejalan dengan peraturan bupati No 14 tahun 2017 tentang desa wisata namu. 

Terbitnya peraturan bupati soal desa wisataNamu tentu disambut gembira oleh warga termasuk kawan-kawan komunitas, karena apa yang diperjuangkan selama hampir setahun lebih ternyata mendapat respon lebih cepat dari pemerintah konawe selatan. Regulasi yang diharapkan mampu memperkuat posisi warga dalam pengelolaan desa dan berharap pemerintah dapat memfasilitasi warga dalam hal penguatan kapasitas agar warga memiliki kemampuan mengelola kepariwisataan  di desa mereka. 

Proyek Beton

Perjalanan panjang mendorong desa wisata namu memang tidak main-main, komunitas ruruhi project tanpa lelah rela memberikan waktu mereka membantu warga namu keluar dari kemelut kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi. Sayang, dinamika pengelolaan dan pengembangan desa wisata namu belakangan di nodai dengan perilaku kurang terpuji dari organisasi perangkat daerah di tubuh pemerintah kabupaten konawe selatan. Mereka seolah memanfaatkan Desa Wisata Namu untuk meloloskan agenda 'terselubung' mereka dengan memasukkan berbagai macam paket proyek tanpa berkoordinasi dengan pengelola pariwisata namu dan komunitas. 

Oknum-oknum OPD seolah tidak peduli dengan konsep yang sudah disepakati bersama masyarakat tentang Desa Wisata Namu, yang menginginkan karakteristik dan pembangunan sarana dan prasarana yang berbahan lokal, seperti bambu, kayu dan rotan. Apa yang dikuatirkan sejak lama oleh Ruruhi Project seolah menjadi kenyataan. Komunitas Ruruhi Project melihat ada penghianatan yang dilakukan oknum-oknum pemerintah desa dan OPD Konsel yang berkolaborasi meloloskan sejumlah paket proyek berskala besar, yang tujuannya hanya mengejar fee proyek.  Alhasil proyek tambatan perahu milik dinas perhubungan Konawe Selatan yang bernilai miliaran dibangun di wilayah yang tidak seharusnya terbangun. Demikian pula pembangunan lapangan voli di pintu masuk rest area namu oleh dinas pemuda olah raga yang sesungguhnya menyalahi masterplan desa wisata namu. 

Dan yang paling membuat miris justeru datang dari  dinas pariwisata yang nota bene instansi teknis yang seharusnya menjaga marwah desa wisata namu. Dispar Konawe Selatan menggelontorkan bantuan sarana dan prasarana wisata yang bersumber dari dana alokasi khusus dari kementrian pariwisata RI. Sayangnya, pembangunan infrastruktur lagi-lagi tidak mengedapankan konsep desa wisata sebagaimana diharapkan oleh masyarakat dan komunitas selama ini, dinas pariwisata lebih memilih  membangun  infrastruktur wisata (rumah cenderamata /lapak kuliner) dengan menggunakan beton ketimbang bahan lokal (kayu, rotan, bambu), padahal bahan lokal ini sangat melimpah di namu.  Tentu mainset betonisasi ala OPD Konsel ini sangat disayangkan, di tengah geliat mendorong namu menjadi destinasi unggulan pariwisata konawe selatan. Praktik betonisasi ini tidak saja menghilangkan karakterisasi desa namu sebagai desa wisata, tetapi juga menyisakan problem kerusakan bagi lingkungan di kawasan ini. Dapat dibayangkan, pembangunan infrastruktur berbahan beton telah merusak kawasan konservasi mangrove di sisi timur desa karena pembangunan tambatan perahu melintasi kawasan ini. Demikian pula pondasi tambatan perahu  telah merusak biota laut di pantai pasir panjang oloa.          

Mengenal Namu 

Seperti diketahui, penduduk Desa Namu merupakan mayoritas nelayan dan petani. Mereka yang bertani umumnya mengandalkan tanah sebagai alat produksi penting, lokasi yang dikelolah masyarakat sekarang sebagian merupakan tanah warisan hasil garapan orang tuanya dulu (petani beretnis Tolaki) , sehingga masyarakat hanya fokus pada pemeliharaan tanaman seperti pembersihan dan juga melakukan penggatian serta peremajaan tanaman yang sudah tidak produktif sambil menunggu waktu panen tiba. 
Jarak antara perkampungan masyarakat dan areal pertanian sangat dekat, mengakibatkan aktivitas warga di perkampungan di pagi hari hampir tidak terlihat, konsentrasi warga hanya ditujukan di lokasi pertanian. ada beberapa faktor yang membuat warga tidak membuka lahan baru sebagai lokasi pertanian dan hanya menggarap lahan orang tuanya pertama jarak antara perkampungan dan lokasi yang jauh dan banyak melalui pegunungan sehingga memakan waktu yang cukup lama. Alasan lainnya karena sebagain kawasan hutan adalah kawasan ekologi margasatwa dan hutan lindung. Selain bertani, pekerjaan lain masyarakat adalah sebagai nelayan tangkap. Laut yang menjadi sumber tumpuan pencaharian warga.

Potensi Wisata

Sejumlah obyek wisata terdapat di Namu, diantaranya, pantai pasir putih yang berjumlah delapan lokasi. Garis pantai ini terletak di empat dusun yang letaknya terpisah. Namun yang paling indah pantai yang berada di dusun satu yang panjang garis pantainya mencapai satu kilometer. Masih di dusun, pasir putih yang terletak dekat dermaga panjang di sisi selatan menjadi daya tarik tersendiri. Saat air pasang, pasir putih akan tenggelam sehingga cocok untuk lokasi snorkeling, dan saat air surut pasir panjang yang membentang luas tersebut dapat digunakan untuk berjemur serta arena olah raga sepakbola atau bola voly pantai.

Di lokasi yang tak jauh dari pasir panjang, pengunjung disuguhkan dengan keindahan hamparan bebatuan alam berwana hitam pekat (black stone) mirip di wilayah uluwatu Bali dan sangat cocok untuk lokasi pemotretan. Hamparan batu hitam ini terhubung dengan kawasan tanjung dengan bebatuan berwarna merah (red stone). Kedua sisi hamparan batu hitam dan batu merah terdapat kumpulan pepohonan mangrove dan cemara laut yang indah. Di tanjung pantai ini kita akan menyaknsikan keindahan laut di wilayah dusun tiga dan dusun empat Desa Namu serta kawasan pemukiman penduduk. Di wilayah tanjung ini, alam bawah lautnya cocok menjadi lokasi penyelaman atau diving, sebab, hasil explorasi tim penyelam menemukan kondisi terumbu karang yang masih alami, mirip alam bawah laut Wakatobi. Kondisi karang yang masih membaik ini juga ditandai dengan banyaknya nelayan yang mencari ikan di sekitar kawasan tersebut. Dengan demikian lokasi bawah laut Namu sangat cocok menjadi spot wisata selam untuk para penggiat diving.

Di belakang desa terdapat danau biru yang airnya bersumber dari air pegunungan Namu. Masih soal sumber air, sekitar 1 kilometer tepatnya di punggung bukit desa terdapat lokasi wisata air terjun setinggi 12 meter, mirip air terjun Moramo yang berundag-undag. Airnya tidak pernah kering meski di musim kemarau. Hutan alam nan lebat yang masih terjaga kelestariannya dipercaya menjadi penjaga ketersediaan air di wilayah Namu.

Kelestarian hutan Namu ini membawa berkah pada kehidupan flora dan pauna di kawasan hutan Namu. Terbukti, aneka satwa dilindungi masih sering dijumpai di kawasan ini, seperti binatang jenis rusa, anoa,kera hitam Sulawesi, rangkong rimba, elang sulawesi, penyu, hingga babi hutan. Begitu juga aneka flora endemik yang tumbuh subur di hutan Namu, diantaranya anggrek macan (tiger) corak kuning yang sangat langka. Dalam kamus bunga Indonesia, Anggrek macan merupakan flora dilindungi.

Untuk menjangkau Desa Wisata Namu, dapat dilalui melalui dua rute perjalanan; Pertama, melalui rute darat Kota Kendari menuju Kecamatan Moramo, Kecamatan Kolono dan berakhir di Pelabuhan Rakyat Desa Langgapulu, Kecamatan Kolono Timur. Di Desa Langgapulu wisatawan kemudian mengambil kapal /perahu (ada banyak pilihan angkutan laut) untuk selanjutnya menuju Desa Wisata Namu. Jarak tempuh perjalanan dari Kota Kendari ke Desa Wisata Namu selama 3 jam perjalanan. Kedua, menggunakan rute laut yakni, berangkat dari pelabuhan rakyat Kendari (Depan Pasar Sentral Kota Kendari) dengan mengunakan kapal penumpang Laonti menuju ibukota Kecamatan Laonti selanjutnya ke Desa Wisata Namu dengan jarak tempuh kurang lebih 4 jam perjanan. Desa Namu juga cukup mudah diakses dari ibu kota Kabupaten Konawe Selatan yang berada di sisi Utara desa dengan jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan.


Comments

Popular Posts