Surga Burung di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Burung Pelican asal Australia yang berhasil ditemukan di TNRAW saat melakukan migrasi pada Januari 2008 silam. Dokumentasi foto ini diambil Mustari Tepu petugas BTNRAW |
Aroweli, aroweli….lihat itu
aroweli…,”teriak Mustari Tepu. Petugas polisi hutan dari Balai Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) itu girang bukan kepalang, telunjuknya mengarah
pada seekor burung jenis aroweli yang terbang rendah, melintas persis di depan
perahu yang kami tumpangi. Aroweli (Mycteria cinerea) adalah jenis burung air
yang cukup langka, konon jumlahnya tersisa 3 persen dari total populasinya di
dunia.
Burung ini sesekali bisa ditemukan
di taman nasional rawa aopa, merupakan jenis burung biasa bermigrasi antar
pulau di Indonesia. Rabu lalu, di pertengahan Desember 2011 itu, saya bersama
sejumlah jurnalis melakukan peliputan ditemani petugas Balai Taman Nasional
menyusuri rawa aopa mencari sejumlah burung langka untuk bahan dokumentasi.
Sudah hampir tiga tahun saya tak
pernah lagi mampir ke rawa yang luas ini, dan senang hari itu bisa kembali
menjejak rawa ini sambil menikmati pemandangan disana. Berperahu di sela-sela
teratai yang tumbuh liar di air.
Menyaksikan burung-burung air yang
berjalan bebas di pinggiran rawa dengan mata tajam yang awas. Beruntung kami
masih bisa menemukan burung aroweli di tempat itu, sebab sejak banyaknya
perburuan liar jenis populasi burung aroweli kian menipis.
“Banyak pemburu burung yang
berkeliaran di sekitar lokasi, mereka datang dengan senapan angin dan menembaki
burung-burung di sini, dan sebagian lagi menjeratnya,”kata Mustari yang sudah
sepuluh tahun bertugas menjaga rawa aopa.
Para pemburu burung itu berasal dari
sejumlah daerah seperti Konawe dan Konawe selatan untuk diperjual belikan.
Bukan hanya soal perburuan liar yang kami temukan di tempat itu, Kami juga
datang di waktu yang tidak tepat, sehingga tidak dapat menyaksikan migrasi
burung secara besar-besaran ke tempat itu. “Migrasi burung dalam jumlah besar
terjadi di bulan Juli. Sekarang ini hanya jenis burung-burung lokal saja yang
bisa ditemukan,”kata Mustari.
Sejak lama TNRAW menjadi perlintasan
dan lokasi persinggahan sementara burung antar benua ini. Kabanyakan burung
bermirasi dari Australia ke Indonesia diantaranya jenis Pelican.
"Saat itu saya bersama Crew TransTV menemukan dan terpantau pertama kalinya Burung Pelikan (Pelecanus conspicillatus) di Rawa Aopa, salah satu areal konservasi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Burung jenis migran ini menyukai lahan basah seperti pantai, laut, danau dan rawa. Tersebar di Papua, Maluku Tenggara dan Australia. Pelikan mempunyai kantong khusus di bawah paruh, yang termasuk ke dalam burung famili Pelecanidae. Pelikan termasuk burung karnivora. Jenis makanan terdiri dari ikan, tetapi mereka juga makan amfibi, crustasea dan burung-burung yang lebih kecil. Burung ini sering menangkap ikan dengan memperluas kantong tenggorokan. Kemudian mereka harus menguras kantong di atas permukaan sebelum mereka dapat menelan,". Demikian ditulis Mustari Tepu pada akun facebooknya.
Potensi TNRAW yang strategis dan kekayaan sumber hayati nampaknya menarik minat ribuan burung singgah di rawa aopa. Dan penomena migrasi burung ini hanya dapat dilihat dalam periode tertentu yakni di bulan Juli saja. Migrasi adalah perpindahan satwa dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan adanya sifat migran, baik antar benua, dalam benua, ataupun dalam arfeal regional dari benua asia ke Australia dan sebaliknya.
"Saat itu saya bersama Crew TransTV menemukan dan terpantau pertama kalinya Burung Pelikan (Pelecanus conspicillatus) di Rawa Aopa, salah satu areal konservasi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Burung jenis migran ini menyukai lahan basah seperti pantai, laut, danau dan rawa. Tersebar di Papua, Maluku Tenggara dan Australia. Pelikan mempunyai kantong khusus di bawah paruh, yang termasuk ke dalam burung famili Pelecanidae. Pelikan termasuk burung karnivora. Jenis makanan terdiri dari ikan, tetapi mereka juga makan amfibi, crustasea dan burung-burung yang lebih kecil. Burung ini sering menangkap ikan dengan memperluas kantong tenggorokan. Kemudian mereka harus menguras kantong di atas permukaan sebelum mereka dapat menelan,". Demikian ditulis Mustari Tepu pada akun facebooknya.
Potensi TNRAW yang strategis dan kekayaan sumber hayati nampaknya menarik minat ribuan burung singgah di rawa aopa. Dan penomena migrasi burung ini hanya dapat dilihat dalam periode tertentu yakni di bulan Juli saja. Migrasi adalah perpindahan satwa dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan adanya sifat migran, baik antar benua, dalam benua, ataupun dalam arfeal regional dari benua asia ke Australia dan sebaliknya.
Selain burung Australia, burung
migrant jiga berasal dari Negara Filipina. Dari hasil penelitian rute yang
dilalui burung ini mulai dari Pulau Pilipina, terbang ke Sangihe Talaud
(Sulawesi Utara), dan singgah di Rawa Aopa sebelum melanjutkan kembali
perjalanan ke Pulau Kalimantan. Menurut Mustari Tepu, kawasan ini juga menjadi
habitat berbagai jenis burung, tercatat 200 jenis burung ada di dalamnya, 32
jenis diantaranya tergolong langka dan 37 jenis tergolong endemik.
Burung-burung tersebut antara lain maleo (Macrocephalon maleo), bangau
tong-tong (Leptoptilos javanicus), bangau sandang lawe(Ciconia episcopus
episcopus), raja udang kalung putih (Halcyon chloris chloris), kakatua putih
besar(Cacatua galerita triton), elang-alap dada-merah (Accipiter rhodogaster
rhodogaster), merpati hitam Sulawesi(Turacoena manadensis), dan punai emas
(Caloena nicobarica), Terdapat satu jenis burung endemik di Sulawesi Tenggara
yaitu kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum).
Burung tersebut tidak pernah
terlihat selama puluhan tahun yang lalu, namun saat ini terlihat ada di Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai. Dari keseluruhan jenis burung (Aves) yang
terdapat di kawasan TNRAW, diantaranya 38 jenis endemic Sulawesi dan 5 jenis
endemic Indonesia. Data hasil survey tahun 2004 yang dilakukan LSM Celebes Bird
Club, di TNRAW terdapat 99 jenis burung, 17 diantaranya merupakan jenis burung
air.
Jenis-jenis burung air yang dapat ditemukan di
TNRAW diantaranya jenis alcedinidae yang nama ilmiahnyahalcyon chloris atau
cekakak sungai atau nama local tasuke motai berwarna ungu, atau ada juga
cekakak yang berwarna merah disebut halcyon coromonda. Di TNRAW juga terdapat
jenis burung air itik benjut atau grey teal berwarna coklat keabuan banyak
terdapat di danau atau rawan di TNRAW. Adajuga jenis anatidae dengan nama itik
penelope yang memiliki tiga bintik kas di seluruh tubuhnya, masuk dalam jenis
burung pemgembara dan sering mengunjungi danau atau laut terbuka. (***)
Comments
Post a Comment